Qaulan Sadida

Tulisan Enteng Berisi untuk Pribadi yang Lebih Baik

Pentingnya Ilmu Syar’i

Tinggalkan komentar

“Ilmu bagaikan cahaya terang yang menerangi kegelapan. Maka ilmu tidak akan dimiliki oleh para ahlu maksiat.”

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh!

Alhamdulillah wa syukurillah, kita masih diberikan nikmat berupa iman, islam, dan ihsan. Yang dengannya kita mampu menikmati segala karunia Allah Azza Wa Jalla dengan penuh keikhlasan. Wash-shalawatu ‘ala Rasulillah.

Dalam setiap mengawali suatu pekerjaan, selain diperlukannya niat pasti juga perlu adanya ilmu yang mendasarinya. Dan setiap kita pasti membutuhkan ilmu. Secara prioritas, ilmu dibagi menjadi dua. Yakni ilmu yang wajib untuk dicari oleh setiap muslim (fardhu ‘ain) dan ilmu yang hanya diwajibkan bagi sekelompok orang saja (fardhu kifayah). Ilmu fardhu ‘ain contohnya ialah ilmu tentang akidah, iman, dll. Sedangkan ilmu fardhu kifayah contohnya ialah ilmu faraidh, dll.

Berkaitan tentang hal ini, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan.” Dan hadits beliau yang lain, “Barang siapa yang menuntut ilmu (syar’i) maka akan dimudahkan baginya jalan menuju surga.”

Maka bagi kita berkewajiban untuk menuntut ilmu syar’i. Di tengah perkrmbangan zaman yang melenakan, kita sering terlupa akan pentingnya ilmu. Di saat sebagian orang muslim berkumpul di suatu majelis ta’lim, masih ada dari kita yang terbuai dalam kenikmatan semu dunia, hura-hura, menghabiskan waktu untuk pergi ke konser, bertabarruj, mengutamakan hawa nafsu, menyepelekan nasihat kebaikan, merusak akhlak dengan perbuatan maksiat, dan berbagai macam bentuk kezaliman yang sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.

Sungguh merugi orang-orang yang terlena dalam waktunya sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an Surat al-‘Ashr : 1-3, kecuali orang yang beriman dan yang saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. Sungguh generasi muslim saat ini terjauh dari ilmu. Bahkan jika mereka ditanya tentang syari’at islam yang ringan, mungkin mereka tidak tahu. Misalkan saja tanyakan pada mereka tentang tata cara mandi janabat yang sesuai syari’at. Bisa dipastikan mereka kebanyakan akan kebingungan. Untuk lebih memudahkan pemahaman, misalkan saja ada sumber mata air di puncak gunung. Anggaplah mata air tersebut adalah mata air ilmu murni dari Rasulullah. Jika kita langsung meminumya tanpa dimasak dahulu, pastilah kita berani (untuk meminumnya). Karena mata air tersebut masih murni, dekat dengan sumbernya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam). Lalu mata air tersebut mengalir ke lereng gunung sehingga sampai ke sungai. Katakanlah sampai ke Kali Code yang notabene airnya kotor dan tercampuri dengan kotoran dan limbah. Saya berani menjamin pasti antum tidak akan berani meminum air kali tersebut meski sudah dimasak. Karena secara zatnya, air itu kotor. Begitu pula dengan ilmu di zaman sekarang. Dia sudah terkontaminasi dengan kotoran bid’ah, pemahaman-pemahaman yang bertentangan dengan Akidah Ahlu Sunnah, dan terjauh dari pemahaman Ulama salaf.

Maka sudah kewajiban bagi kita untuk lebih mengutamakan ilmu syar’i dari ilmu yang lain. Sehingga kita dapat mengetahui secara lebih jelas tentang dunia kita (al-Islam). Karena sudah bukan hal yang asing lagi bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, namun yang betul-betul memahami agamanya hanya sedikit orang. Mari kita tunjukan bahwa Islam adalah agama Rahmatan lil ‘alamin dengan menuntut ilmu syar’i.

Wallahu a’lam. Wash-shalawatu ‘ala Rasulillah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh!

Penulis: Ahmad Afandi

Saya seorang lelaki yang gemar berorganisasi.

Tinggalkan komentar